LAPORAN
PRAKTIKUM IKTIOLOGI
ACARA II
MORFOLOGI IKAN

Disusun oleh :
KELOMPOK 6
Cholish Nur F. H1G013008
Ayu Alfizatun
Nikmah H1G013010
Afitri Aidah H1G013025
Reni Witdiati H1G013028
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
- objek
-Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini
yaitu baki parafin, kamera, pensil dan buku gambar.
Bahan yang digunakan yaitu ikan Lele, ikan Bawal tawar, ikan Nila, ikan Bawal laut, ikan Nilem, ikan Tuna, ikan Kembung, ikan Kurisi dan ikan Cendro.
Bahan yang digunakan yaitu ikan Lele, ikan Bawal tawar, ikan Nila, ikan Bawal laut, ikan Nilem, ikan Tuna, ikan Kembung, ikan Kurisi dan ikan Cendro.
|
|
|
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
II.
Hasil dan Pembahasan
2.1. Hasil
No.
|
Gambar Ikan
|
Bentuk tubuh
|
Bentuk Mulut
|
Posisi Mulut
|
Bentuk sirip ekor
|
Ciri Khusus
|
Posisi
sirip perut terhadap sirip dada
|
|||
1.
|
Patin
Pangasius
sp.
|
![]()
Compressed
|
![]()
terminal
|
![]()
Forked
|
Scut
|
Abdominal
|
||||
2.
|
Nilem
![]()
Ostecillus hasseltii
|
![]()
Compressed
|
![]() |
![]()
Forked
|
Sub Abdominal
|
|||||
3.
|
![]()
Clariyas
batrachus
|
![]()
![]()
Depressed
|
![]() |
![]()
Rounded
|
Bersungut
|
Abdominal
|
||||
4.
|
Mas
![]()
Cyprynus
carpio
|
![]()
Compressed
|
![]() |
![]()
Emarginate
|
Bersungut
|
Abdominal
|
||||
5.
|
Bandeng
![]()
Chanos
chanos
|
![]()
Compressed
|
![]() |
![]()
Forked
|
Sub Abdominal
|
|||||
6.
|
Kakap
Lutjanus
niger
|
![]()
Compressed
|
![]() |
![]()
Tunced
|
Thoracic
|
|||||
7.
|
Kembung
![]()
Rastrelliger kanagurta
|
![]()
Compressed
|
![]() |
![]()
Forked
|
Scut
|
Thoracic
|
||||
8.
|
Tongkol
![]()
Thunnus
tonggol
|
![]()
Fusiform
|
![]() |
![]()
Forked
|
Finlet
|
Thoracic
|
2.2. Pembahasan
Pengertian morfologi
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu
organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah
dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan
bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh
yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai
jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat
berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan
(habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif
tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif
sangat sedikit.

Gambar.1
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat
kaitannya dengan anatomi. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang
kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air
erat kaitannya dengan anatomi.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya. Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan
tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru – paru. (Saanin, H. 1968)
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya. Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan
tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru – paru. (Saanin, H. 1968)
2.2.1. Ikan patin (Pangasius Sp)
Patin merupakan salah satu jenis ikan
dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120 cm. Ukuran tubuh
seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis
lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan
seperti perak dan dibagian pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperkan
tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil, sehingga banyak orang yang
memeliharanya di akuairum sebagai ikan hias. Warna keperakan ini akan semakin
memudar setelah patin semakin besar.
Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.
sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008.
Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.
sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008.
2.2.2. ikan nilem (Ostecillus
hasseltii)
Ikan Nilem merupakan ikan endemik (asli)
Indonesia yang hidup disungai dan rawa–rawa. Ciri khas ikan Nilem yaitu pada
sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh
tiga jari–jari keras dan 12- 18 jari–jari lunak. Sirip ekor bercagak dua,
bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari–jari keras dan 5 jari–jari
lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari-jari
lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisiada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan Nilem
agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral)
terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan
Nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel
yang disebut epifition dan perifition (Djuanda, 1981).
Ikan Nilem merupakan ikan air tawar yang
banyak terdapat diperairan umum terutama diperairan mengalir atau agak
tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan Nilem mempunyai bentuk tubuh
pipih, mulut dapat disembulkan, posisi mulut terletak diujung (terminal),
sedangkan posisi sirip terletak di belakang sirip dada (abdominan).
Ikan Nilem tergolong ikan bersisik
lingkaran (silkoid), rahang atas sama pajang atau lebih pajang dari diameter
mata. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis ke-8 sampai garis
rusuk ke-10, bentuk sirip dubur agak tegak. Sirip perut tidak mencapai dubur
(Saanin, 1980). Saanin (1984) menyatakan bahwa cirri-ciri ikan nilem adalah
badan memanjang, pipih kesamping kompres. Panjang baku 2,5 sampai 3 kali tinggi
badan. Mulut dapat disambulkan dengan bibir berkerut. Sungut ada dua pasang,
permukaan sirip punggung terletak dibelakang permulaan sirip dada. Sisik pada
Linea Literalis (LL) 33-36 buah. Sirip ekor bercagak kedalam.(Djuanda, 1981)
2.2.3.
ikan lele (Clariyas batrachus)
Seluruh
tubuh ikan lele tidak bersisik, warna dasar hitam, cokelat, dan kadang agak
kehijauan. Tubuh ikan lele dibagi menjadi 3, yaitu kepala, badan, dan ekor.
Ikan lele memiliki kepala yang besar dan keras dengan sepasang bola mata yang
kecil. Ukuran mulut lebar, dilengkapi kumis. Hal inilah yang menyebabkan lele
disebut juga catfish, karena memiliki kumis seperti kucing . (Affandi, 1992)
2.2.4.
Ikan mas (Cyprynus carpio)
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan
memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala
(terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat
dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal
teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas
ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).
sirip punggungnya (dorsal) memanjang
dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan
keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip
perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung,
yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea
lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh
dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal
ekor.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008
2.2.5.
Ikan bandeng ( Chanos chanos )
Ikan bandeng
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh
berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang
berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis
memanjang dari bagian penutup
insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip
perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput
bening menutupi mata, mulutnya
kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris.
Ikan bandeng
memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan
betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan
agak kecil sedangkan
bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.(Djuanda, 1981)
bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.(Djuanda, 1981)
2.2.6.
Ikan kakap merah (Lutjanus niger)
Ikan kakap merah yaitu mempunyai tubuh
yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit
cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi
konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan
serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan.
Bagian bawah pra penutup insang bergerigi
dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. sirip punggung berjari-jari keras
11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9. Sirip punggung
umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan
bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua
ujung sedikit tumpul.
Warna sangat bervariasi, mulai dari yang
kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Ada yang mempunyai garis-garis
berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh
sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya
berukuran panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm. Ikan
kakap merah menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui
beberapa inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, linea lateralis dan sebagainya.
Secara umum ikan kakap
merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan
yang berukuran kecil. Ikan kakap merah yang berukuran besar akan mampu mencapai
umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai
dangkal hingga kedalaman 60–100 meter (Raharjo, 1985)
2.2.7.
Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Ikan kembung memiliki bentuk tubuh
streamline. Panjang usus biasanya 1,4 sampai 1,8 kali panjang FL. Warna tubuh
terdapat garis hitam memanjang di bagian punggung dan bintik hitam di tubuh
dekat sirip pectoral. Sirip dorsal berwarna kuning dengan ujung hitam. Sirip
caudal dan pectoral berwarna kekuning-kuningan ( Djuanda, 1981)
2.2.8.
Ikan tongkol (Thunnus tonggol)
Ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti
betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan
pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara
ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan
dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini
dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya
gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip
punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang
disebut finlet. Ikan tongkol mempunyai ciri – ciri badan memanjang kaku, bulat
seperti cerutu, memiliki dua sirip punggung. Sirip punggung pertama berjari –
jari keras 10, sedangkan yang kedua berjari jari keras 11 diikuti 6 – 9 jari –
jari tambahan. Sirip dubur berjari – jari lemah sebanyak 14 diikuti 6 – 9 jari
– jari sirip tambahan. Terdapat satu lidah atau cuping diantara sirip perutnya.
Badan tanpa sisik kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan
mengecil di bagian belang. Satu lunas kuat diapit dua lunas kecil pada daerah
sirip ekornya. (Djuanda, 1981)
III.
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum morfologi ikan yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa ikan memiliki morfologi yang sangat
beragam. Ada beberapa ikan yang memiliki ciri khusus pada tubuhnya, seperti
pada ikan lle yang memiliki sungut. Ikan tongkol yang memiliki finlet pada tubuhnya
dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Sebaiknya ketika
melakukan praktikum morfologi ikan dilakukan secara teliti, karena ada
bagian-bagian ikan yang sangat kecil seperti sungut pada ikan mas yang
panjangnya hanya beberapa mm saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi, Ridwan. 1992. Ichtyologi, Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. IPB, Bogor
Djuanda, T. 1981. Taksonomi, Morfologi, dan
Istilah-istilah Teknik Perikanan.
Akademis Perikanan, Bandung
Lagler.
1997. FAO Species Identification Sheat For Fisheries Purpose.Kodansha,
Japan
Rahardjo, M.F. 1985. Ichtyologi. Fakultas Perikanan Departemen Perairan Institut
Pertanian
Bogor, Bogor
Saanin, H.
1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Tjipta, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar