Kamis, 20 November 2014

laporan praktikum ikhtiologi acara morfologi ikan



LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI
ACARA II
MORFOLOGI IKAN















Disusun oleh :
KELOMPOK 6
                                    Cholish Nur F.                        H1G013008
            Ayu Alfizatun Nikmah           H1G013010
                        Afitri Aidah                            H1G013025
            Reni Witdiati                          H1G013028
        



JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014




                                                               
                                                        I.                     Materi dan Metode
- objek
           -Alat dan Bahan
        Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu baki parafin, kamera, pensil dan buku gambar.
         Bahan yang digunakan yaitu ikan Lele, ikan Bawal tawar, ikan Nila, ikan Bawal laut, ikan Nilem, ikan Tuna, ikan Kembung, ikan Kurisi dan ikan Cendro.
Diberi nama ilmiah
 
Digambar  bagian-bagian tubuhnya
 
Ikan yang telah mati direnggangkan di baki parafin
 
-Cara Kerja




















Diberi keterangan bentuk mulut, posisi mulut, dll
 


Hasil
 

 




                                                                                                                     


                                                             
II.                  Hasil dan Pembahasan
2.1. Hasil
No.
Gambar Ikan
Bentuk tubuh
Bentuk Mulut
Posisi Mulut
Bentuk sirip ekor
Ciri Khusus
Posisi sirip perut terhadap sirip dada
1.
Patin

Pangasius sp.

Compressed

terminal
 Forked
Scut
Abdominal
2.
Nilem
Ostecillus hasseltii

Compressed



 Forked

Sub Abdominal
3.
Lele
Clariyas batrachus
  Angulliform



 
Compressed
 Depressed



Rounded
Bersungut
Abdominal
4.
Mas
Cyprynus carpio

Compressed



Emarginate
Bersungut
Abdominal
5.
Bandeng
Chanos chanos

Compressed



 Forked

Sub Abdominal
6.
Kakap


 



 Lutjanus niger

Compressed



 Tunced

Thoracic
7.
Kembung
Rastrelliger kanagurta

Compressed



 Forked
Scut
Thoracic
8.
Tongkol
Thunnus tonggol

 Fusiform



 Forked
Finlet
Thoracic

2.2. Pembahasan
Pengertian morfologi
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
Gambar.1
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan anatomi.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya.
Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang               (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan
 tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru – paru.
(Saanin, H. 1968)

2.2.1. Ikan patin (Pangasius Sp)                    
Patin merupakan salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120 cm. Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan dibagian pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperkan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil, sehingga banyak orang yang memeliharanya di akuairum sebagai ikan hias. Warna keperakan ini akan semakin memudar setelah patin semakin besar.

Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.

sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008.

2.2.2. ikan nilem (Ostecillus hasseltii) 
Ikan Nilem merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup disungai dan rawa–rawa. Ciri khas ikan Nilem yaitu pada sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari–jari keras dan 12- 18 jari–jari lunak. Sirip ekor bercagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari–jari keras dan 5 jari–jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari-jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisiada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan Nilem agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan Nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Djuanda, 1981).
Ikan Nilem merupakan ikan air tawar yang banyak terdapat diperairan umum terutama diperairan mengalir atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan Nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disembulkan, posisi mulut terletak diujung (terminal), sedangkan posisi sirip terletak di belakang sirip dada (abdominan).
Ikan Nilem tergolong ikan bersisik lingkaran (silkoid), rahang atas sama pajang atau lebih pajang dari diameter mata. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis ke-8 sampai garis rusuk ke-10, bentuk sirip dubur agak tegak. Sirip perut tidak mencapai dubur (Saanin, 1980). Saanin (1984) menyatakan bahwa cirri-ciri ikan nilem adalah badan memanjang, pipih kesamping kompres. Panjang baku 2,5 sampai 3 kali tinggi badan. Mulut dapat disambulkan dengan bibir berkerut. Sungut ada dua pasang, permukaan sirip punggung terletak dibelakang permulaan sirip dada. Sisik pada Linea Literalis (LL) 33-36 buah. Sirip ekor bercagak kedalam.(Djuanda, 1981)

2.2.3. ikan lele (Clariyas batrachus)
Seluruh tubuh ikan lele tidak bersisik, warna dasar hitam, cokelat, dan kadang agak kehijauan. Tubuh ikan lele dibagi menjadi 3, yaitu kepala, badan, dan ekor. Ikan lele memiliki kepala yang besar dan keras dengan sepasang bola mata yang kecil. Ukuran mulut lebar, dilengkapi kumis. Hal inilah yang menyebabkan lele disebut juga catfish, karena memiliki kumis seperti kucing . (Affandi, 1992)


2.2.4. Ikan mas (Cyprynus carpio)
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).
sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008

2.2.5. Ikan bandeng ( Chanos chanos )
Ikan bandeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris.
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan
bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.(Djuanda, 1981)

2.2.6. Ikan kakap merah (Lutjanus niger)
Ikan kakap merah yaitu mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan.
Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9. Sirip punggung umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul.
Warna sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Ada yang mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya berukuran panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm. Ikan kakap merah menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea lateralis dan sebagainya.
Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan kakap merah yang berukuran besar akan mampu mencapai umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal hingga kedalaman 60–100 meter (Raharjo, 1985)

2.2.7. Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
Ikan kembung memiliki bentuk tubuh streamline. Panjang usus biasanya 1,4 sampai 1,8 kali panjang FL. Warna tubuh terdapat garis hitam memanjang di bagian punggung dan bintik hitam di tubuh dekat sirip pectoral. Sirip dorsal berwarna kuning dengan ujung hitam. Sirip caudal dan pectoral berwarna kekuning-kuningan ( Djuanda, 1981)

2.2.8. Ikan tongkol (Thunnus tonggol)
Ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. Ikan tongkol mempunyai ciri – ciri badan memanjang kaku, bulat seperti cerutu, memiliki dua sirip punggung. Sirip punggung pertama berjari – jari keras 10, sedangkan yang kedua berjari jari keras 11 diikuti 6 – 9 jari – jari tambahan. Sirip dubur berjari – jari lemah sebanyak 14 diikuti 6 – 9 jari – jari sirip tambahan. Terdapat satu lidah atau cuping diantara sirip perutnya. Badan tanpa sisik kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan mengecil di bagian belang. Satu lunas kuat diapit dua lunas kecil pada daerah sirip ekornya. (Djuanda, 1981)
III.                Kesimpulan dan Saran
3.1       Kesimpulan
Berdasarkan praktikum morfologi ikan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ikan memiliki morfologi yang sangat beragam. Ada beberapa ikan yang memiliki ciri khusus pada tubuhnya, seperti pada ikan lle yang memiliki sungut. Ikan tongkol yang memiliki finlet pada tubuhnya dan lain sebagainya.
3.2       Saran
            Sebaiknya ketika melakukan praktikum morfologi ikan dilakukan secara teliti, karena ada bagian-bagian ikan yang sangat kecil seperti sungut pada ikan mas yang panjangnya hanya beberapa mm saja.



                                    DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan. 1992. Ichtyologi, Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. IPB, Bogor
Djuanda, T. 1981. Taksonomi, Morfologi, dan Istilah-istilah Teknik Perikanan. Akademis Perikanan, Bandung
Lagler. 1997. FAO Species Identification Sheat For Fisheries Purpose.Kodansha, Japan
Rahardjo, M.F. 1985. Ichtyologi. Fakultas Perikanan Departemen Perairan Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Tjipta, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar